Karantina Perkuat Pengawasan Lalu Lintas Hewan, Wujudkan Swasembada Pangan Nasional
Scroll.co.id, Banten – Badan Karantina Indonesia menegaskan komitmennya mendukung program pemerintah dalam mewujudkan swasembada pangan melalui penguatan pengawasan lalulintas hewan dan produk hewan antarwilayah. Hal ini disampaikan Kepala Badan Karantina Indonesia (Barantin), Sahat Manaor Panggabean, dalam kegiatan Rapat Temu Teknis Karantina Hewan di Provinsi Banten dengan mengusung tema “Perkuat Pengawasan Lalulintas Hewan dan Produk Hewan untuk Mendukung Terwujudnya Swasembada Pangan” di Serpong, Selasa (16/09)
Dalam sambutannya, Sahat menekankan bahwa pengawasan lalulintas hewan bukan hanya tugas Barantin semata, tetapi memerlukan sinergi lintas sektor. “Pengawasan ini melibatkan banyak aspek dan pihak. Tanpa kerja sama dengan pemerintah daerah, laboratorium veteriner, dunia usaha, dan stakeholder terkait, upaya menjaga kesehatan hewan serta keamanan pangan tidak akan optimal,” ujarnya.
Sahat menjelaskan Barantin saat ini menerapkan sistem pengawasan secara berlapis melalui Pre Border, At Border, dan Post Border. Model pengawasan ini dinilai efektif, namun membutuhkan dukungan integrasi data, keselarasan regulasi pusat dan daerah, serta kepatuhan dunia usaha agar distribusi hewan dan produk hewan berjalan sesuai standar kesehatan.
“Kondisi ini menjadi semakin penting di tengah tantangan penyakit hewan menular seperti PMK dan LSD yang erat kaitannya dengan mobilitas hewan antar daerah. Karena itu, koordinasi lintas sektor, pertukaran data secara real-time, serta penindakan bersama menjadi langkah strategis untuk menutup celah penyebaran penyakit dan memperkuat ketahanan pangan nasional,” imbuhnya
Karantina Jakarta mencatat pergerakan signifikan lalu lintas komoditas hewan selama Januari–Agustus 2025. Untuk impor, tiga besar komoditas yang paling banyak masuk adalah daging sapi, produk olahan susu, serta daging kerbau. Sementara dari sisi ekspor, produk olahan susu menjadi komoditas unggulan, diikuti pakan hewan kesayangan dan bulu.
Pada distribusi antar area, domestik masuk ke Jakarta didominasi oleh pakan hewan kesayangan, susu sapi, dan madu. Sedangkan domestik keluar ke berbagai daerah lain paling banyak berupa produk olahan susu, daging olahan unggas, dan daging olahan sapi.
Data ini menegaskan peran strategis Barantin melalui Karantina Jakarta tidak hanya sebagai pengawas lalu lintas hewan dan produk hewan, tetapi juga sebagai penjaga kelancaran rantai pasok pangan nasional dan perdagangan internasional.
Melalui forum temu teknis ini, Sahat berharap lahir rumusan strategi bersama yang mencakup integrasi sistem informasi, tata kelola pengawasan yang lebih transparan, serta peningkatan peran dunia usaha. Dengan begitu, pengawasan tidak hanya menjadi instrumen perlindungan, tetapi juga motor penggerak terwujudnya swasembada pangan nasional.
“Kehadiran dan komitmen semua pihak di forum ini adalah bukti nyata bahwa swasembada pangan bukan sekadar cita-cita, melainkan hasil kerja keras kolektif. Mari kita perkuat sinergi, agar pengawasan lalulintas hewan semakin terintegrasi, transparan, dan profesional,” tegas Sahat.
Sebagai penutup pada kegiatan yang turut mengundang Dinas terkait dari wilayah Provinsi Banten, Kepala Badan Karantina Indonesia menegaskan semangat yang terus dipegang Barantin untuk mewujudkan organisasi yang KUAT, demi mendukung bangsa menuju swasembada pangan. ( Red.)